This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, October 30, 2016

Pembentukan Endapan Bijih Nikel

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan endapan bijih nikel adalah sebagai berikut :
1. Struktur Geologi.
Struktur geologi yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan yang dipengaruhi sangat dominan dalam pembentukan endapan bijih nikel di suatu perusahaan. Struktur yang terbentuk mempunyai pengaruh terhadap daya retak antara lain: struktur rekahan (joint) dan patahan (fault). Batuan beku mempunyai porositas yang sangat kecil sehingga perembesan air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan - rekahan ini akan mempermudah perembesan air dan mempercepat proses pelapukan terhadap batuan induk. Selain itu rekahan akan dapat berfungsi sebagai tempat pengendapan larutan yang mengandung Nikel sebagai vein-vein.

2. Batuan Asal.
Batuan asal yang merupakan syarat utama terbentuknya endapan bijih nikel adalah Peridotit termasuk jenis batuan ultrabasa dengan kadar (Ni) kecil dari 0,20 %. Batuan asal ini mengandung unsur – unsur  Ca, Mg, Fe, Si, Al, Cr, Mo, Ni, dan Co yang kemudian mengalami perubahan bentuk dan struktur kimia sebagai akibat dari pelapukan mekanis dan kimiawi. yang mana kandungan nikelnya akan terkonsentrasi pada tempat-tempat tertentu dan membentuk endapan nikel.

3. Iklim
Iklim untuk pembentukan Nikel silika ini adalah iklim tropis dan sub tropis. Adanya pergantian musim kemarau dengan musim hujan, dimana sinar matahari dan air hujan  memegang peranan penting dalam proses pelapukan dan pelarutan unsur-unsur yang terdapat pada batuan asal.
Curah hujan yang tinggi dan penyinaran matahari yang intensif pada suatu daerah atau tempat yang menyebabkan cuaca pada daerah tersebut selalu mengalami perubahan, perubahan cuaca tersebut akan mempengaruhi keadaan fisik batuan yang lama-kelamaan akan pecah-pecah. Pelapukan seperti ini disebut pelapukan mekanis yang terutama dialami oleh batuan-batuan dipermukaan bumi. Sedangkan air hujan yang mengandung Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2)  dari udara serta asam-asam humus dari hutan yang meresap kedalam tanah, bereaksi dengan unsur-unsur lainnya yang terdapat di dalam tanah. Sehingga tanah yang dilaluinya lama – kelamaan  akan menjadi porous, proses ini disebut proses pelapukan kimia. Air hujan ini selain menyebabkan pelapukan terhadap batuan induk. Juga melarutkan serta mengangkut unsur – unsur  yang diendapkan pada tempat tertentu.
4. Biologi.
Faktor biologi yang berpengaruh dalam pembentukan bijih nikel adalah sisa tumbuh – tumbuhan, yang mengalami pembusukan dan memungkinkan terbentuknya asam humus (asam organis). Asam humus ini akan bereaksi dengan permukaan batuan asal yang bersifat basa, sehingga ada bagian batuan yang mengalami terjadinya proses dekomposisi pada batuan tarsebut yang akhirnya menjadi lapuk.
Sementara pada batuan yang berada di bawah permukaan tanah, asam organis bersama karbon dioksida yang diperolehnya dari udara, meresap ke dalam tanah bersama-sama dengan air tanah dan bereaksi dengan permukaan batuan tercebur menjadi porous, dan akhirnya menjadi lapuk. Dengan demikian asam-asam ini dapat mempercepat proses pelapukan batuan induk.
5. Waktu.
Faktor waktu ini sangat penting guna berlangsungnya proses – proses pelapukan dan transportasi endapan dari suatu tempat. Untuk pembentukan bijih nikel silika ini diperlukan suatu jangka waktu yang relatif panjang.
 Conto
Proses pengambilan conto adalah kegiatan yang dilakukan pada sebagian kecil dari suatu bahan material sedemikian rupa sehingga konsistensi (kesamaan) pada bagian tersebut yang merupakan wakil dari keseluruhannya (representatif).
 Metode Pengambilan Conto
Metode pengambilan conto (sampling) terbagi beberapa bagian adalah:
1.    Channel Sampling
Channel sampling adalah cara pengambilan conto dengan membuat alur (chanel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih.
2.    Conto ruah (Bulk Sampling)
Bulk Sampling adalah merupakan metode sampling dengan cara mengambil material dalam jumlah yang besar dan umumnya dilakukan pada semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan pengolahan).
3.    Conto tertahan (Chip Sampling)
Chip Sampling adalah sala satu metode sampling dengan cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur dengan lebar ± 15 cm yang memotong zona mineralisasi  menggunakan palu atau pahat.
4.    Decimating
Cara pengambilan conto dari lori tetapi tidak seluruh rangkaian pengambilan conto dilakukan secara interval  (5 lori pershift atau 10 lori perhari).
5.    Pile Sampling
Cara pengambilan conto pada pile atau ore bin, untuk ini semua harus tahu saat mengadakan pengisian (pilling) karena hal ini mempengaruhi letak butiran.
6.    Sumur uji (Test Pit)
Cara pengambilan conto dengan membuat sumuran, metode ini dapat dikombinasikan dengan channel sampling.
7.    Drill Hole Sampling
Cara pengambilan conto dari hasil pemboran inti dimana prosedur sampling ini berdasarkan pada alat bor yang digunakan.
8.    paritan uji (trenching)
Cara pengambilan conto dengan membuat parit pada singkapan bijih memotong atau tegak lurus singkapan.
9.    Grab Sampling
Grab Sampling merupakan teknik pengambilan conto secara acak dengan cara mengambil sebagian fragmen yang berukuran besar dari suatu material. Tingkat ketelitian conto pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar.
Dari kesembilan metode di atas metode conto yang diterapkan di Haltim Mining  adalah metode Grab Sampling. Adapun kondisi pengambilan conto dengan teknik Grab Sampling ini dilakukan antara lain:
a. Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan gambaran umum kadar.
b. Pada fragmen material hasil dari selective mining dan stockyard          untuk memperoleh pengecekan kualitas kadar.
3.2.2 Teknik Pengambilan Contoh
            Pengambilan conto jika ditinjau secara umum dimaksudkan untuk mengambil sebagian dari massa tersebut yang cukup representatif untuk mewakili keseluruhan yang besar. Sampling atau pengambilan conto adalah suatu proses pengambilan sebagian kecil endapan yang mana bagian tersebut dapat mewakili keseluruhan endapan. Cara pengambilan conto didasarkan pada JIS (Javanese Industrial Standart), yaitu dengan cara two stage sampling dan devision method of increment.
            Cara two stage sampling adalah pengambilan conto melalui dua tahap secara sistematis yaitu pada tahap pertama dilakukan pengambilan conto pada dua titik yang berhadapan sedangkan pada tahap kedua dilakukan penggabungan conto keseluruhan pada suatu tempat yang sama (Gambar 3.1).
Cara devision method of increament adalah pengambilan conto dibagi dalam beberapa divisi yang dilakukan untuk pekerjaan preparasi conto.  Jumlah conto bijih nikel yang di ambil tergantung pada tipe endapan dan tingkat pengembangannya, apakah suatu prospecting atau suatu eksplorasi detail, sebagian atau seluruh development mine.
Conto yang telah diambil dimasukkan ke dalam kantong dan diberi kode serta diikat dengan tali yang mempunyai warna tertentu. Kemudian conto tersebut dikirim ke preparasi conto dimana telah tertulis seperti kode conto, front penambangan, titik bor, jam kerja dan tanggal pengambilan conto, seperti conto dibawah ini:
-          SM/X.T/TB.315/I/28 untuk conto Selective mining, dan
-          RC/X.T/TB.315/I/03/STT.14 untuk conto dari Recheking


   Preparasi Contoh
Preparasi conto adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mengolah conto dari lapangan yang masih heterogen dan kasar menjadi material yang homogen dan halus sesuai dengan persyaratan laboratorium. Boulder-boulder conto dimasukkan ke dalam pengecilan ukuran sampai semua conto menjadi sama rata, setelah itu dilakukan pengayakan dengan ukuran lolos yang sudah ditentukan.
Faktor lain yang penting untuk diperhatikan adalah kontaminasi zat-zat  lain terhadap conto. Oleh karena itu conto harus dijaga dari kontak langsung dengan zat lain terutama zat cair. Conto dari lapangan yang berasal dari suatu tumpukan besar di mana diambil beberapa increment, biasanya disatukan dalam preparasi conto.
Setelah conto diperoleh sebelum di bawa ke laboratorium untuk dilakukan analisis kadar (assay). Karena yang dianalisa tersebut hanya sebagian kecil dari conto, maka diperlukan preparasi (persiapan) conto, agar pada bagian conto yang dianalisis bersifat representatif terhadap kondisi sebenarnya.
Secara umum ukuran conto dapat berpengaruh terhadap hasil analisis sehingga sebelum dianalisa dilakukan pengurangan conto.  Pengurangan ukuran partikel atau dengan kata lain proses pembagian (spilit) conto sebaiknya dilakukan pada fraksi ukuran yang telah seragam. Secara umum ukuran conto sangat berpengaruh terhadap hasil analisa sehingga biasanya analisa dilakukan pada dua laboratorium yang berbeda dan sebagian conto lainnya disimpan sebagai dokumentasi. 


Produksi Alat Gali Muat

Produksi Alat Gali Muat
Aktifitas produksi alat gali muat pada penambangan batubara, tahapan kegiatannya terdiri dari : Pembersihan lahan (land clearing), penggalian, pemuatan, dan pengangkutan. Penggunaan alat-alat mekanis pada setiap tahap kegiatan memerlukan pertimbangan yang terukur, oleh karena kemampuan produksi pada setiap tahap akan mempengaruhi tahap kegiatan penambangan selanjutnya, bahkan seluruh rangkaian kegiatan penambangan. Begitu juga dengan pemilihan jenis dan kapasitas produksi alat yang akan digunakan perlu disesuaikan dengan target produksi per bulan yang rencanakan dicapai.
   Kegiatan Penggalian Dan Pemuatan
Produksi alat gali muat pada pemuatan overburden keatas alat angkut dipengaruhi oleh bebera faktor antara lain keseragaman ukuran butir material yang akan dimuat, kemampuan/skill operator, kesiapan lahan material yang akan digali-muat. Faktor–faktor ini secara langsung mempengaruhi waktu edar alat gali muat dalam melakukan satu siklus (cycle) penggalian dan pemuatan dan juga jumlah material yang terambil kedalam bucket alat gali muat. Sehingga perlu diperhitungkan faktor pengisian untuk tiap kali melakukan pengisian bucket.
Prinsip kerja dari alat muat tersebut diasumsikan sama dengan orang melakukan aktivitas dengan menggunakan sekop, dimana pada saat pengambilan overburden, bucket yang telah berisi overburden tersebut diswing kearah HD 785 untuk dituangkan kedalam Bak (vessel) dump truck HD 785.
Adapun gerakan-gerakan daripada alat gali-muat PC 2000 adalah waktu edar (cycle time) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu waktu siklus kerja, meliputi :
-      Waktu gali-isi bucket (load bucket), terdiri dari menurunkan bucket mengali dan mengisi bucket.
-      Waktu mengayun-muat (swing load), yaitu gerakan memutar bucket dalam keadaan berisi material menuju bak dump truck.
-      Waktu penumpahan material (dump bucket) kedalam dump truck.
-      Waktu mengayun-kosong (swing empty), yaitu gerakan mengayun-kosong ke area material padatan akan pengisian kembali.
Besar kecilnya waktu edar yang dibutuhkan oleh suatu alat muat, tergantung kondisi dan kapasitas bucket alat muat tersebut, keadaan material, pengalian material, , kondisi front kerja, keserasian kerja antara alat gali-muat dan alat angkut. Jenis alat gali-muat yang digunakan untuk menggali dan memuat overburden adalah Excavator Komatsu PC 2000.
Persamaan matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya produksi alat muat adalah
P  =       ........................ ( 3 –  1 )
dimana :
          P          =  Produksi alat gali-muat ( BCM/jam )
          Kb       =  Kapasitas bucket ( m3 )
          SF        =  Swell Faktor ( % )
          FF        =  Fill Faktor ( % )
          Eff       =  Efesiensi kerja ( % )
          Ct        =  Cycle time  ( menit )

    Efisiensi Kerja Alat Gali-Muat 
Efisiensi kerja pada alat gali-muat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya produksi alat tersebut. Semakin lama alat tersebut dioperasikan secara produktif, maka akan semakin besar pula produksi yang dicapainya. Beberapa parameter yang dapat menunjukkan keadaan alat mekanis dan efektifitas penggunaannya, antara lain:
a.      Mechanical availability index percent (MA)
Merupakan suatu cara untuk mengetahui tingkat kemampuan alat untuk beroperasi yang dipengaruhi oleh faktor mekanis. Besar kecilnya nilai dari MA, ditentukan oleh kondisi dari alat mekanis tersebut pada waktu dioperasikan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
                  MA      =        x 100 %  ............................................. ( 3 – 2
b.      Physical availability percent (PA)
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kemampuan kerja dari suatu alat yang dipengaruhi oleh perbaikan alat, cuaca dan kemampuan operator untuk menghitung nilai PA dengan menggunakan persamaan:
                  PA       =        x   100 %  .................................... ( 3 – 3 )
c.       Use of availability percent (UA)
Menunjukkan jumlah waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi. Nilai persen tersebut dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut :
                  UA       =          x   100 %   ........................................ ( 3 – 4 )
d.      Effective utilization (EU)
Menunjukkan jumlah waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi dalam suatu rangkaian kerja atau berproduksi dari total waktu kerja yang direncanakan. Hal ini dapat diketahui dengan persamaan:
                  EU       =       x   100 %    ................................................ ( 3 – 5 )
Tingkat efisiensi tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi alat, pengolahan dan perawatan alat-alat mekanis ataupun operator alat-alat mekanis itu sendiri.
dimana :
W     =    Waktu kerja
R      =    Waktu repair/break down
S       =    waktu standby
T       =    W + R +  S.   ( total waktu yang tersedia )
Effisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu efektif ( We ) yang produktif dengan waktu kerja yang tersedia ( T ). Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya produksi alat, semakin banyak waktu efektif produktif yang digunakan untuk alat maka semakin besar pula produksi yang dicapai. Dari pengalaman di lapangan pekerja atau mesin tidak mungkin selamanya bekerja 60 menit dalam satu jam, sehingga effisiensi kerja jarang mencapai lebih dari 83% (baik).
Dalam perhitungan effisiensi kerja ada tiga komponen waktu yang harus diperhatikan yaitu :
1.       Waktu  kerja produktif ( W )
yaitu waktu yang digunakan alat untuk berproduksi sampai akhir operasi. Dalam waktu kerja terdapat beberapa variabel meliputi :
a.       Waktu efektif ( We ) yaitu waktu yang benar-benar digunakan oleh alat untuk berproduksi.
b.       Waktu delay ( Wd ) yaitu waktu hambatan yang terdiri dari waktu melumasi kenderaan, pengisian bahan bakar, peminadahan alat, menunggu,  perbaikan jalan, front, pemeriksaan mesin serta keadaan cuaca.
2.   Waktu standby ( S )
 yaitu jumlah waktu jam kerja dari suatu alat yang tidak dapat dipergunakan sedangkan alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap operasi.
3.       Waktu repair ( R )  
yaitu waktu  perbaikan pada saat jam operasi berlangsung misalnya  perawatan dan waktu menunggu suku cadang alat.
Untuk mengetahui besarnya efisiensi kerja dapat dihitung dengan  menggunakan persamaan :
Eff =   .................................... ( 3 – 6 )
     Keserasian Kerja Alat Gali Muat Dan Alat Angkut  ( Match Factor )
Keserasian kerja adalah suatu penyesuaian kerja alat mekanis yang berlainan jenis tetapi alat tersebut bekerja dalam satu sistem kerja. Untuk menghitung penyesuaian kerja antara alat gali-muat dan alat angkut dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
            MF      =      ..................................................................... ( 3 –  7 )
dimana :
MF         =   Faktor Kesepadanan kerja dan kombinasi alat
nH         =  Jumlah alat angkut
nL          =  Jumlah alat gali-muat
Lt           =  Waktu pemuatan alat angkut dengan jumlah pengisian
Ct               =  Cycle time alat angkut
Faktor keserasian kerja :
MF     =    1,  terjadi keserasian kerja
MF   <  1, berarti alat angkut bekerja 100% dan alat muat bekerja kurang dari 100%.
MF   >  1, berarti alat muat bekerja 100% sedangkan alat angkut bekerja kurang dari 100%.

  Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Produksi Alat Gali-Muat
            Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan dari alat gali-muat antara lain : tahanan gali (digging resistance), ketinggian dari permukaan air-laut/elevasi (altitude or elevation), skill operator, faktor pengembangan/faktor pemuaian (swell factor), berat material (weight of material). Namun faktor yang sangat berpengaruh dalam perhitungan produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan, yaitu :
        Sifat fisik material
Kemampuan alat gali-muat untuk bekerja, baik itu alat angkut maupun alat muat sangat dipengaruhi oleh sifat fisik material yaitu faktor pengembangan (Swell Factor). Faktor pengembangan dari suatu material merupakan penambahan volume material dari keadaan semula (Insitu/Bank/Padatan) yang terkonsolidasi sebagai akibat adanya penggalian. Pendekatan yang biasa digunakan untuk menghitung faktor pengembangan suatu material (faktor pengisian) adalah sebagai berikut :
   SF    =    x  100 %  ............................................... ( 3 –  8 )
Faktor pengembangan dari beberapa material dapat di lihat dari Tabel 3.1 sebagai berikut :
      Faktor pengisian ( fill factor )
Faktor pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas nyata suatu alat dengan kapasitas teoritis alat tersebut. Besarnya factor pengisian suatu alat muat sangat dipengaruhi beberapa faktor : seperti ukuran butir material, kondisi material dan jumlah stock material yang sedang dikerjakan (angle of refuse), keterampilan dan pengalaman operator.
Penentuan faktor pengisian ( fill factor ) dari bucket alat muat, dapat dilakukan dengan melihat keterangan yang ada pada gambar 3.1 yaitu dengan cara pengamatan dan perbandingan langsung pada saat pemuatan, dimana terlihat adanya variasi pengisian pada bucket. Fill faktor merupakan unsur yang berpengaruh pada waktu pengisian bucket, karena didalam pengisian biasanya tidak selamanya penuh 

Aplikasi Surpac 6.2

Aplikasi Surpac 6.2Surpac adalah salah satu perangkat lunak yang popular di bidang geolagi dan perencanaan tambang yang mendukung operasi tambang dan proyek-proyek eksplorasi di lebih dari 90 Negara. Perangkat lunak ini memberikan efisiensi dan akurasi melalui kemudahan penggunaan, grafis tiga dimensi yang baik dan alur kerja otomatis yang dapat disesuaikan dengan proses khusus perusahaan dan data yang di input  (Surpac Minex Group, 2006).

Salah satu fungsi yang terdapat pada perangkat lunak surpac 6.2 membuat design pit penambangan dengan tujuan mempermudah salah satu dalam perencanaan tambang. 
Adapun langkah – langkah dalam pembuatan design pit pada perangkat lunak surpac 6.2 sebagai berikut :
1.    Sebelum melakukan design terlebih dahulu memiliki bentuk model penyebaran ore  yaitu dari pengolahan data awal atau  database dengan menggunakan hasil data bor yaitu data collar, data survey, data geology dan data Assay. Untuk pembuatan design pada aplikasi Surpac 6.2 bisa juga dilakukan dari data topografi yang berupa kontur, tergantung kesesuaian apa yang di inginkan.
2.    Kemudian membuat garis yaitu terdapat pada menu toolbar untuk membuat design awal  dimana pada menu tersebut terdapat beberapa pembuatan garis tetapi untuk pembuatan garis awal Klik “Digitese a point at cursor location”.
3.     memasukkan nilai kemiringan bench pada menu toolbar “Design” à pit design à set slope gradient, masukkan nilai kemiringan lalu klik “Apply”.
4.   Untuk pembuatan ramp (jalan) menunya sama dengan pembuatan kemiringan bench yaitu: Designà pit design à New ramp.  
5.  Langkah selanjutnya Klik dua sudut garis yang lancip dalam layar kerja, maka secara otomatis akan muncul menu perintah untuk mengisi pengaturan design jalan yang akan di buat lalu klik “Aply”. 


6. Selanjutnya membuat tinggi bench dengan cara klik lagi “Design” à Expand segment à By bench high. Lalu klik kan di luar garis putih dalam layar kerja, maka akan muncul menu perintah pengaturan pengisian nilai tinggi bench

7    selanjutnya membaut lebar bench, dengan kembali masuk pada menu “designà Expand segmentà klik By berm width”, setelah itu klikkan dalam layar kerja, maka secara otomatis muncul menu perintah pengaturan lebar bench yang akan dibuat.
 8.selanjutnya membaut lebar bench, dengan kembali masuk pada menu “designà Expand segmentà klik By berm width”, setelah itu klikkan dalam layar kerja, maka secara otomatis muncul menu perintah pengaturan lebar bench yang akan dibuat.

Saturday, October 29, 2016

Metode Eksplorasi

          Eksplorasi endapan bahan galian adalah penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu keterangan mengenai cadangan, bentuk, letak, sifat-sifat, mutu sertanilai ekonomi dari suatu bahan galian, (J. Rainir Dhadar, 1986). Sedangkan menurutNurhakim, eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan jumlah cadangan dari endapan mineral berharga (Nurhakim, 2006). Secara garis besar metode eksplorasi dapat kita bedakan menjadi dua kelompok besar yaitu metode eksplorasi tak langsung dan metode eksplorasi langsung (Notosiswoyo Sudarso dkk, 2000).
3.1.1.   Metode Ekplorasi Tak Langsung
            Metode eksplorasi tak langsung adalah eksplorasi yang kegiatan pengamatannya tidak berhubungan langsung dengan objek yang di eksplorasi. Informasi keterdapatan bahan galian diperoleh dengan memanfaatkan perbedaan sifat-sifat fisik atau kimia dari endapan yang dapat diketahui melalui anomali-anomali yang diperoleh dari hasil pengamatan/pengukuran. Metode-metode yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi  tak langsung adalah penginderaan jarak jauh, survei geokimia dan survei geofisika.
a.    Penginderaan Jarak Jauh
Penginderaan jarak jauh merupakan suatu teknologi dengan memanfaatkan sarana angkasa (luar angkasa) untuk dapat melakukan observasi pada permukaan bumi. Penginderaaan jarak jauh ini juga akan sangat membantu dalam melakukan interpretasi bawah permukaan tanah terutama pada daerah-daerah yang ditutupi oleh vegetasi atau lapukan kuarter.
      Penginderaan jarak  jauh terutama foto udara dapat membantu juga dalam pembuatan peta-peta topografi maupun peta-peta tematik dengan cepat dan akurat.      
b.    Cara Geokimia
Prospeksi geokomia dilakukan berdasarkan pengetahuan bahwa mineralisasi primer lebih banyak terjadi di sekitar endapan mineral. Selain itu diprediksi bahwa suatu pola dispersi sekunder dari              unsur-unsur kimia sering terbentuk selama pelapukan dan erosi endapan primer. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air atau gas untuk mendapatkan anomaly geokimia yaitu konsentrasi abnormal dari unsur  tertentu yang kontras terhadap lingkungan.

c.    Cara Geofisika
Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan kontras atau perbedaan sifat fisik dari batuan, mineral, dan bijih dari endapan yang diukur. Cara geofisika dapat dilakukan dengan air born  menggunakan pesawat terbang, car born menggunakan mobil dan jalan kaki. Secara umum metode geofisika dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Metode aktif meliputi metode geolistrik, elektromagnetik, dan seismik yang dilakukan dengan memberikan gangguan berupa listrik ataupun getaran ke bawah permukaan bumi.
2.    Metode pasif meliputi metode magnetik, gaya berat, dan radioaktif yang dilakukan dengan mendeteksi anomali-anomali yang terdapat di alam.
3.1.2. Metode Eksplorasi Langsung
            Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan dari endapan yang dicari. Kegiatan eksplorasi langsung memungkinkan dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran dan sampling terhadap objek yang di eksplorasi. Interpretasi yang dilakukan dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat diterapkan pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal sampai detail). Beberapa metode yang sehubungan dengan metode eksplorasi langsung adalah sebagai berikut.
a.    Pemetaan Geologi
Pemetaan Geologi merupakan suatu kegiatan pendataan                      informasi-informasi geologi permukaan. Pemetaan geologi akan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut.  
b.    Tracing Float, Paritan dan Sumur Uji.
Penyusuran (pencarian) endapan bijih dalam kegiatan eksplorasi dapat dilakukan dengan kegiatan tracing float,  pembuatan paritan atau sumur uji. Uraian dari kegiatan tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1.    Float adalah fragmen-fragmen/potongan-potongan ore yang berasal dari penghancuran outcrop oleh erosi, (Totok Darijanto, 1990). Tracing Float adalah penjejakan fragmen-fragmen atau pecahan-pecahan   (potongan-potongan) dari badan bijih yang lapuk dan tererosi, akibat adanya gaya gravitasi dan aliran air.
2.    Trenching (Pembuatan Paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan.
3.    Test Pit (sumur uji) adalah sumuran yang digali memakai peralatan sederhana seperti cangkul, sekop, linggis untuk memperoleh gambaran secara langsung susunan lapisan batuan yang ada dan mengambil conto (sampel) endapan elluvial atau alluvial, (Partanto Projosoemarto, dkk, 1998). Sumur uji  merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih dari (>2,5 m). Pada umumnya suatu deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal.  Sumur uji ini umumnya dilakukan pada eksplorasi                      endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis.
Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karaktersitik variasi endapan secara vertical. Sumur uji dapat juga digunakan sebagai lokasi sampling. Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus lapisan batuan yang dicari yaitu zona mineralisasi. Sketsa Sumur Uji dapat lihat pada Gambar 3.1.
Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (laterik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona laterik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan permodelan
                                    
3.2.    Sumber Daya Mineral dan Cadangan
Pengertian sumber daya mineral dan cadangan menurut Badan Standarisasi Nasional dalam draft Amandemen I SNI 13-4726-1998, adalah sebagai berikut :

 a.    Sumber Daya Mineral (Mineral Resource)
Sumber daya mineral adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Pembagian sumber daya mineral adalah sebagai berikut:
1.    Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah Sumber Daya Mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau.
2.    Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah Sumber Daya Mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi.
3.    Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah Sumber Daya Mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum.
4.    Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah Sumber Daya Mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci.
b.    Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.
1.    Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah Sumber Daya Mineral Terunjuk dan sebagian Sumber Daya Mineral Terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.
2.    Cadangan Terbukti (Proved Reserve) adalah Sumber Daya Mineral Terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik. Secara sistematik hubungan antara sumberdaya dan cadangan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
3.2.1.   Manfaat Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan
Manfaat melakukan perhitungan sumberdaya ataupun cadangan adalah diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Memberikan hasil perhitungan kuantitas maupun kualitas (kadar) endapan. Memberikan perkiraan geometri 3 dimensi dari endapan serta distribusi ruang (spasial) dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan urutan penambangan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pemilihan peralatan.
2.    Jumlah cadangan menentukan umur tambang, hal ini penting dalam kaitannya dengan perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur yang lain. (Sudarto Notosiswojo dan Agus Haris,2005).


Tahap Eksplorasi
         

Eksplorasi
Rinci
(detailed
exploration)

Eksplorasi Umum
(General Eploration)

Prospeksi
(Prospecting)

Survei
Tinjau
(Reconnaissance)

Studi
Kelayakan
dan atau
Laporan
Penambangan
Cadangan
Mineral
Terbukti
(Proved
Mineral
Reserve)







Sumberdaya
Mineral
Kelayakan
(Feasibility
Mineral
Resource)









Studi Pra Kelayakan
1. Cadangan Mineral Terkira
(Probable Reserve)





2. Sumber Daya Mineral Pra
Kelayakan (Prefeasibility
Resource)




Studi Geologi
1-2. Sumberdaya Mineral Terukur
(Measured Resource)

1-2. Sumberdaya Mineral Tertunjuk
(Indicated  Resource)

1-2.
Sumberdaya
Mineral
Tereka
(Inferred
 Resource)
?
Sumberdaya Mineral
Hipotetik
(Hypothetical
Resource)
Tinggi                             Tingkat Keyakinan Geologi                        Rendah

Kategori Ekonomis :
1 = ekonomis                           1- 2 = ekonomis ke berpotensi ekonomis
                      (berintrinsik ekonomis)
2 = berpotensi ekonomis            ?   = tidak ditentukan

Sumber, BSN-SNI 13-4726-1998.

Gambar 3.2
Sistem Klasikasi Sumberdaya Mineral Dan Cadangan
 


3.3.      Metode Perhitungan Sumber Daya Dan Cadangan
            Perhitungan cadangan atau sumber daya pada tahap eksplorasi pendahuluan berbeda dengan tahap eksplorasi detil dan eksplorasi lanjut. Berbeda metode eksplorasi berbeda tingkat kepercayaan data misalnya berupa jarak pengambilan conto, jumlah conto dan support (Abdul Rauf, Modul Perhitungan Cadangan Endapan Mineral, 1998).
Secara garis besar metode perhitungan sumberdaya atau cadangan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu metode konvensional, dan metode non konvensional, pembagiannya seperti di bawah ini:
3.3.1.   Metode Konvensional

Metode Konvensional merupakan metode yang tertua dan paling umum digunakan. Mudah diterapkan, dikomunikasikan dan dipahami. Mudah diadaptasikan dengan semua endapan mineral. Kelemahannya sering menghasilkan perkiraan salah, karena cenderung menilai kadar tinggi saja, kadar suatu lokasi diasumsikan  konstan sehingga tidak akurat secara matematis.
            Beberapa metode yang termasuk dalam metode konvensional adalah :
1.    Metode Luas dan Faktor Rata-Rata
Dalam metode ini, segmen/blok didasarkan kesamaan geologi endapan, kesamaan geologi mencerminkan kesamaan ekonomi dan kesamaan metode penambangannya. Penamaanya bergantung pada faktor dasar yang dihitung dan cara perhitungan kadar rata-rata. Beberapa metode perataan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.    Metode rata-rata Hitung
b.    Metode rata-rata Hitung Pembobotan
c.    Metode rata-rata Analogi
d.    Metode rata-rata Blok geologi
Metode ini diterapkan pada endapan berbentuk pipih, mendatar dan perlapisan. Beberapa endapan bijihnya adalah: endapan bijih timah, endapan bijih besi, endapan batubara, endapan batugamping dan lain-lain.
2.    Metode Blok Penambangan
Metode ini umumnya diterapkan pada tambang bawah tanah, penentuan blok didasarkan pada pertimbangan geologi, nilai ekonomis endapan dan teknik penambangannya. Blok diambil pada sisi terbuka sehingga metode ini dibagi empat yang berdasarkan level atau sisi yang terbuka, beberapa metodete tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Metode blok terbuka satu level
b.    Metode blok terbuka Dua sisi
c.    Metode blok terbuka Tiga sisi
d.    Metode blok terbuka Empat sisi
3.    Penampang Mendatar
      Metode Penampang mendatar dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:

a.    Metode kontur
Mengikuti pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change) Pembuatan kontur secara interpolasi titik-titik yang sudah diketahui ketinggian topografinya. Diterapkan untuk endapan mineral berbentuk Quarry (mineral industry) dan yang dihitung cadangan raw material dan cadangan mineral berharga.
b.    Metode Isopach
Prinsip dan prosedur relatif sama dengan metode kontur, tetapi menghubungkan titik-titik dengan ketebalan yang sama. Diterapkan pada endapan mineral dengan ketebalannya relatif teratur.
c.    Metode Isograde
Prinsip dan prosedur relatif sama dengan metode kontur, tetapi menghubungkan titik-titik dengan kadar yang sama, perbedaannya pada penentuan kadar rata-rata.
3.    Metod Analitik
Endapan mineral dibagi dalam blok-blok secara grafis dalam benruk segitiga atau polygon. Segitiga mengikuti pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change) sedangkan polygon mengikuti pedoman titik terdekat (rule of nearest point). Beberapa metode yang termasuk dalam metode analitik adalah sebagai berikut:
a.    Metode Segitiga
Segitiga dibentuk dari titik-titik pengambilan conto, sehingga setiap segitiga merupakan luas dasar dari prisma segitiga. Ketebalan dan kadar dari setiap segitiga ditentukan secara rata-rata pembobotan, metode ini dibagi menjadi:
§  Metode Segitiga Sama Sisi
§  Metode Segitiga Tidak Sama Sisi
§  Metode Segitiga Sama Tumpul
b.    Metode polygon
Poligon dibentuk melalui titik-titik pengambilan conto sehingga mengikuti pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change) atau secara daerah pengaruh masing-masing titik sehingga mengikuti pedoman titi terdekat (rule of nearest point).
Berdasarkan cara penentuan blok dan pedomannya, metode ini dibagi dua yaitu yang berpedoman titik terdekat disebut juga metode polygon derah pengaruh dan yang berpedoman perubahan bertahap disebut juga metode polygon titik sudut.
Ø  Metode Polygon Daerah Pengaruh
Ketebalan dan kadar untuk setiap polygon sama dengan titik pengambilan conto. Prosedur perhitungannya lebih sederhana dari pada metode segitiga.
Ø  Metode polygon titik sudut
Ketebalan dan kadar tiap blok ditentukan secara rata-rata bobot. Berdasarkan bentuk poligon metode ini dibagi menjadi: metode segiempat sama sisi, metode segiempat memanjang, metode segiempat belah ketupat, metode segiempat trapezium, metode segilima, metode segienam, metode segitujuh, metode segidelapan dan seterusnya.
4.      Metode Blok Reguler
Metode blok regular adalah metode perhitungan cadangan yang membagi endapan mineral menjadi beberapa blok berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang. Berdasarkan pada cara pembuatan bloknya maka metode blok reguler dibagi menjadi dua yaitu: blok berdasarkan titik conto dan blok berdasarkan ukuran tetap. Penguraian tentang metode blok regular secara lebih rinci akan dilakukan pada sub bab tersendiri karena metode blok regular akan digunakan dalam perhitungan sumberdaya endapan placer Blok              Rau-Rau ring 3a.
3.3.2.   Metode Konvensional
Merupakan metode estimasi sumberdaya/cadangan secara geostatistik yang memiliki tingkat ketelitian yang lebih besar dibandingkan dengan metode-metode konvensional, akan tetapi metode ini sangat rumit dan sulit untuk dipahami. Geostatistik merupakan cabang daripada statistik terapan yang dibantu dengan deskripsi matematik dan analisa (observasi geologi).  Pada dasarnya geostatistik dapat digunakan untuk estimasi dan penelaahan variable, faktor atau keadaan yang ada kaitannya dengan ilmu kebumian, (Nasrudin Usman, 2004).
Variogram atau semivariogram merupakan alat utama dalam perhitungan melalui geostatistik. Variogram yaitu representasi hubungan antara data secara spsial (ruang) pada suatu arah tertentu. Model variogram eksperimental yaitu variogram yang diperoleh dengan memasukkan nilai sampel dalam rumus variogram. Hal ini dilakukan agar variogram tersebut dapat digunakan untuk alat estimasi nilai suatu dimensi yang lebih besar daripada ukuran sampel.
3.4. Perhitungan Sumberdaya Metode Blok Reguler
Metode blok regular adalah metode perhitungan cadangan yang membagi endapan mineral menjadi beberapa blok berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang. Berdasarkan pada cara pembuatan bloknya maka metode blok reguler dibagi menjadi dua yaitu: Blok berdasarkan titik conto dan blok berdasarkan ukuran tetap.
1.    Blok Berdasarkan Titik Conto
Blok dibentuk dengan menghubungkan setiap titik conto, mengikuti pedoman perubahan bertahap setiap (rule of gradual change) atau masing-masing titik conto dibuat daerah pengaruhunya dan mengikuti pedoman titik terdekat (rule of nearest point).  Kedua pedoman tersebut di atas memberikan konsekuensi yang berbeda. Pada pedoman perubahan bertahap setiap titik pengambilan conto dapat digunakan untuk empat blok dan pada pedoman titik terdekat masing-masing titik pengambilan conto merupakan satu blok berbentuk segiempat, lihat Gambar 3.3.
Berdasarkan cara penentuan blok dan pedomannya, metode blok regular berdasarkan titik conto dapat dibagi dua, yaitu yang berpedoman pada perubahan bertahap disebut juga metode blok regular titik sudut dan berpedoman pada titik terdekat disebut metode blok regular daerah pengaruh. 
Add caption
Blok Berdasarkan Titik Conto
a. Metode Blok Regular Daerah Pengaruh
Setiap titik conto berada dalam satu blok, Batas-batas blok ditentukan oleh garis yang melalui sebuah titik yang terletak di antara dua titik conto atau setengah jarak dari titik ke titik di dekatnya. Jika jalur eksplorasi dibuat sama dan jarak conto satu dengan lainnya tidak sama, maka luas blok tidak akan sama. Tidak menutup kemungkinan apabila jarak conto satu dengan conto lainnya sama maka luas blok sama. Untuk setiap blok, ketebalan dan kadar terwakili dari ketebalan dan kadar titik conto yang berada di dalam blok.
Jika:  
l  = Lebar blok,
p = Panjang Blok
t = ketebalan titik conto
f = Tonage factor serta
c = kadar titik conto
Maka:
Luas Blok (Ab)
= I x P ………….. (3.1)
Volume Blok (Vb)     
= Ab x t ………… (3.2)
Cadangan Material Blok (Qb)
= Vb x f ………… (3.3)
Cadangan Material total (Q)
=  .……… (3.4)
Cadangan bijih/metal tiap blok (Pb)
= Qb x c ………… (3.5)
Cadangan Bijih/metal total (Q)(P)
=  ..……… (3.6)
2.    Blok Berdasarkan Ukuran Tetap
Diterapkan untuk memprediksi kadar dan ketebalan suatu blok berdasarkan  data titik conto disekitarnya yang terdekat. Pembobotan inverse distance (dalam geostatistik secara kriging) didasarkan pada jarak conto terhadap blok yang akan diprediksi kadar dan ketebalannya, lihat gambar 3.4. Secara umum dapat dibagi menjadi 3 yaitu Metode inverse distance (ID), Metode inverse distance squared (IDS), dan Metode inverse distance cubed (IDC ID3)