Kegiatan Crushing Plant
Pada dasarnya proses peremukan
material oleh crusher berlangsung
karena adanya gaya tekan atau kompresi dan gaya geser yang berlangsung silih
berganti. Crushing dimaksud untuk
memperkecil ukuran material agar dapat digunakan pada proses berikutnya. Crushing plant memerlukan beberapa peralatan, yaitu hopper, ban berjalan (belt
conveyor), ayakan (screen), mesin
peremuk (crusher) dan peralatan
tambahan lain yang saling berkaitan.
Mula-mula material hasil penambangan
diangkut ke stockpile yang berada di port
lalu dimuat ke alat angkut FAW FD 336 DT dan HINO 500 FM 260 TI untuk di angkut
ke hopper oleh alat muat KOMATSU PC
300, setelah masuk melalui hopper yang
kemudian di bawa oleh conveyor ke
mesin peremuk (crusher). Hasil dari
peremukan akan diteruskan dan di muat ke ponton.
Peralatan
Crushing Plant
1
Hopper
Hopper adalah alat pelengkap pada rangkaian unit peremuk yang
berfungsi sebagai tempat penerima material umpan yang berasal dari lokasi
penambangan sebelum
material tersebut masuk ke dalam alat peremuk. Ukuran hopper 6m x 6m dengan kapasitas desain ±
18 ton/menit.
Pada gambar 3.1 terdapat
dua tempat penerima material umpan tetapi pada kegiatan crushing yang sesungguhnya hanya satu tempat yang digunakan karena belt conveyor tidak sanggup membawa
material yang ada jika dua tempat digunakan sekaligus, maka pada saat crushing hanya satu tempat yang
digunakan.
2 Chain
feeder
Merupakan susunan batang-batang baja
yang tersusun sejajar. Chain feeder berfungsi sebagai pengumpan
mesin peremuk, juga untuk memisahkan material umpan yang sudah memenuhi ukuran
yang diharapkan. Dengan adanya alat ini maka material umpan yang telah memenuhi
ukuran produk tidak perlu dilakukan pengecilan ukuran lagi.
3
Vibrating Screen
Adalah alat yang digunakan untuk
memisahkan ukuran material hasil proses peremukan berdasarkan besarnya bukaan
pada screen tersebut yang dinyatakan
dengan mesh. Pengertian mesh adalah jumlah lubang bukaan yang
terdapat dalam 1 inchi panjang. Ukuran screen
panjang 5,5 cm dengan lebar 90 cm dan tinggi 5 m dengan kapasitas ± 700
ton/jam.(gambar 3.2)
1. Tujuan dilakukan screening (pengayakan) adalah:
a.
Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya
b.
Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding
c.
Memenuhi permintaan pasar
(Sukamto, 2001 : 25)
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos masuk lubang ayakan adalah:
a. Ukuran lubang
ayakan. Semakin besar ukuran diameter lubang ayakan maka akan semakin banyak
material yang akan lolos, selain itu bentuk opening juga menentukan banyak
sedikitnya material yang lolos. Semakin besar ukuran ayakan mka akan semakin
besar efisiensi ayakan tersebut.
b. Ukuran relatif
partikel, ukuran partikel yang dapat melewati opening. Material yang mempunyai
diameter sama dengan panjang yang sama pula akan mempunyai kesempatan dan
kecepatan masuk lebih besar daripada material yang ukurannya tidak beraturan.
c. Persentase opening
terhadap total permukaan screen. Apabila luas permukaan ayakan cukup besar,
namun lubang ayakannya banyak tertutup oleh partikel near mesh, maka kesempatan
lolos partikel menjadi kecil. Partikel near mesh adalah partikel yang ukurannya
sama dengan lubang ayakan, sehingga partikel ini terjebak dan menutup lubang
ayakan (tidak dapat lolos dari lubang ayakan).
d. Kandungan air
(moisture content) material. Kandungan air yang banyak akan membantu proses
pengayakan, demikian juga untuk kondisi kering. Tetapi apabila kandungan airnya
sedikit akan menyebabkan material menggumpal dan ini akan mempersulit
pengayakan.
e. Efek pantulan dari
mineral/ material karena adanya screen, maupun sudut jatuh partikel terhadap
permukaan ayakan. Apabila jatuhnya partikel tidak tepat di atas lubang ayakan,
dapat terjadi proses pengayakan terhambat karena ada dua atau lebih partikel
yang membentuk suatu jembatan sehingga walaupun ukuannya lebih kecil dari
lubang ayakan menjadi tidak dapat lolos ayakan tersebut.
f. Kecepatan feeding.
Bila kecepatan pengumpanan terlalu besar yang memungkinkan disebabkan oleh
kemiringan dek yang besar, maka kesempatan lolos menjadi lebih kecil.
g. Ukuran partikel
near mesh. Partikel near mesh adalah partikel yang ukurannya pas dengan ukuran
lubang ayakan sehingga partikel tersebut tidak dapat masuk dan tidak dapat
keluar. Akibat dari banyaknya partikel near mesh adalah akan menutupi lubang
ayakan, dan akan menyebabkan kesempatan lolos partikel lainnya menjadi lebih
kecil.
h. Kesempatan partikel
untuk menyusun lapisan di atas ayakan berdasar ukuran partikel. Apabila waktu
pengayakan cukup lama, akan memberi kesempatan partikel menyusun diri dalam
lapisan-lapisan, dengan susunan partikel yang lebih kecil ada di bagian bawah.
i. Gerakan ayakan.
Vibrating screen akan lebih baik daripada screen yang diam, sebab dengan adanya
getaran maka akan memberikan kesempatan kepada setiap partikel untuk menyusun
lapisan dan pada akhirnya dapat lolos dari lubang ayakan.
3.1.2.4 Crusher
Crusher merupakan salah satu alat
mekanis terpenting yang terdapat pada unit coal
processing plant, alat inilah
yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran batubara. Yang digunakan double roll
crusher (gambar 3.3) dengan diameter drum 30 in dengan panjang drum 120 cm.
Produktivitas/kapasitas
crusher dibedakan menjadi dua macam
yaitu kapasitas desain dan kapasitas nyata. Kapasitas desain adalah kemampuan
produksi yang seharusnya dapat di capai oleh crusher dan dapat diketahui dari
spesifikasi yang dibuat oleh pabrik, sedangkan kapasitas nyata merupakan
kemampuan produksi sesungguhnya yang didasarkan pada sistem produksi yang
diterapkan. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi crusher adalah sebagai berikut :
- Sifat fisik material
yang akan direduksi, sifat fisik ini meliputi : kekerasan, berat jenis,
kandungan air.
- Lubang bukaan dari crusher
- Lubang keluaran dari crusher
- Kecepatan dan jumlah
umpan yang masuk setiap waktunya.
5 Ban berjalan ( Belt Conveyor )
Terdapat 5 belt conveyor pada rangkaian crusher
dengan ukuran BC I memiliki panjang 8 m, tebal 10 mm/4ply, BC II memiliki
panjang 30 m dan tebal 10 mm/4ply, BC III memiliki panjang 75 m dan tebal 10
mm/4ply, BC IV memiliki panjang 150 m dan tebal 10 mm/4ply, BC V memiliki
panjang 70 m dengan tebal 10 mm/4ply dan belt
conveyor di rakit pada tahun 2009. Conveyor
digerakkan oleh motor penggerak yang dipasang pada head pulley. Conveyor
akan kembali ke tempat semula karena di belokkan oleh pulley awal dan pulley
akhir. Material yang didistribusikan melalui pengumpan akan dibawa oleh ban
berjalan dan berakhir pada head pulley.
Pada saat proses kerja di unit peremuk dimulai, conveyor harus bergerak
lebih dulu sebelum alat peremuk bekerja. Hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya kelebihan muatan (over load)
pada conveyor. Belt Conveyor (gambar 3.4) terdiri dari beberapa bagian :
-
Belt atau ban, berfungsi untuk membawa material yang diangkut.
- Idler atau Rol, berfungsi sebagai penahan atau
menyangga Belt Conveyor, sedangkan Idler
menurut letak dan fungsinya dibagi menjadi :
a Idler atas ( Rol pembawa ), untuk menahan Belt yang bermuatan
b Idler bawah ( Rol pembalik ), untuk menahan Belt yang kosong.
- Pemberat ( Take Up ), berfungsi
untuk mengatur tegangan Belt dan untuk mencegah slip antara Belt.
- Pulley
Pulley menurut jenisnya di bagi
menjadi :
a. Head Pulley, terletak pada
bagian depan atau bagian pengeluaran
material dari belt.
b. Tail Pulley, terletak di bagian
belakang atau bagian depan masuknya
material.
c. Bend Pulley, berfungsi untuk melengkungkan
belt conveyor.
Faktor-faktor yang berpengaruh
pada pemakaian conveyor adalah :
- Sifat fisik dan keadaan material
- Keadaan topografi
- Jarak pengangkutan
- Produksi
Alat – Alat Mekanis
.1 Alat Muat
Pada kegiatan crushing terdapat 2 alat
muat yang digunakan dalam kegiatan pemuatan material. Alat muat yang muat yang
digunakan adalah KOMATSU PC 300 dengan kapasitas bucket 1,8 m³.
Gerakan - gerakan yang dilakukan oleh
KOMATSU PC 300 merupakan waktu edar (Cycle
time), yang terdiri dari :
- Waktu mengisi bucket (load bucket),
terdiri dari menurunkan bucket dan mengisi bucket.
- Waktu angkut (swing load) dalam keadaan
berisi meterial, yaitu gerakan memutar bucket dalam keadaan berisi
material menuju bak Dump Truck.
- Waktu pemuatan (dump bucket) kedalam Dump
Truck.
- Waktu mengayun kembali (swing empty),
yaitu gerakan menuju tumpukan material untuk pengisian kembali.
Besar kecilnya waktu yang
dibutuhkan oleh suatu alat muat, tergantung dari kapasitas bucket alat muat, keadaan material,
dalamnya penggalian, keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut, kondisi
lapangan kerja dan sudut putar (swing angle).
Jenis alat
muat yang digunakan untuk menggali dan memuat material adalah Excavator KOMATSU PC 300 dengan kapasitas bucket 1.8 m3.
2 Alat Angkut
Kegiatan pengangkutan dari stockpile menuju hopper dilakukan dengan menggunakan alat angkut Dump Truck FAW FD
336 DT dengan kapasitas bak 20 m³ dimana yang beroperasi tiap harinya dua unit,
kedua alat tersebut akan mengangkut material dari stockpile atau tempat pengambilan yang telah diatur oleh pengawas
agar tidak terjadi kekosongan pada Hopper
tiap harinya.
Dalam kegiatan
pengangkutan terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas
alat angkut secara umum antara lain :
- Keadaan jalan, jalan dari stockpile
kadang tidak rata atau
bergelombang/ berbatu dan terdapat belokan yang tajam.
- Iklim, pengaruh iklim terhadap aktifitas kerja alat sangat besar,
pada musim kemarau terdapat banyak debu yang beterbangan, sedangkan
dimusim hujan menyebabkan jalan menjadi licin sehingga mempengaruhi
kegiatan alat ini.
Pengamatan waktu edar alat angkut Dump Truck FAW FD 336 DT dan HINO 500 FM 260
TI dilapangan meliputi :
- Memuat (loading) terdiri dari gerakan pemuatan material ke dalam bak Dump Truck.
- Mengangkut (hauling),
merupakan gerakan dari tempat pengambilan material ke tempat pembuangan
material.
- Membelok (manuver) terdiri
dari gerakan membelok dan kemudian mundur.
- Membuang muatan (dumping),
terdiri dari gerakan menaikan bak dan mencurahkan material.
- Kembali kosong (return),
yaitu kembali ke tempat atau lokasi pengisian (loading area).
- Berbelok untuk dimuat (manuver),
yaitu menempatkan posisi dump truck untuk diisi oleh alat muat.
3.3 Perhitungan
Produksi Crushing Plant, Alat Muat Dan Alat Angkut
3.3.1 Produksi Crushing Plant
Dalam menentukan
produksi Crushing Plant pada hasil
penelitian digunakan rumus :
Nr x q
PC
= X Density Batubara
………………………(3.1) Sd
Dimana :
PC = Kapasitas
produksi Crushing Plant
Nr = Produksi dump truck perjam
Sd = Jumlah pengisian dump truck perjam
q = Banyaknya ret yang dapat dicapai oleh
crusher /satu jam
Dimana
untuk mendapatkan adalah sebagai berikut :
- Nr : Produksi Dump
perhari/jam kerja efektif
-
Sd : 60
/ Cycle time Dump Truck
3.3.2 Produksi Alat Muat
Untuk mendapatkan
hasil produksi dari alat muat digunakan rumus sebagai berikut :
Kb x FF x Eff x 60 (menit/jam)
P = .............................( 3.2)
CT
Keterangan
:
P :
Produksi alat muat (m3/jam)
Kb :
Kapasitas bucket (m3)
FF : Fill
Factor (%)
EU :
Efisiensi kerja (%)
CT : Cycle time (menit)
3.3.3 Produksi Alat Angkut
Untuk mendapatkan
hasil produksi dari alat angkut digunakan rumus sebagai berikut :
KB x FF x Eff x 60
(menit/jam)
P = ……………..……………( 3.3 )
CT
Keterangan :
P
= Produksi alat angkut
(m3/jam)
KB = Kapasitas Bak Dump Truck ( m3
)
= Kb x FF x n
Kb = Kapasitas Bucket
alat muat ( m3 )
n
= Jumlah pengisian
FF = Fill Faktor (%)
Eff = Efesiensi Kerja (%)
Ct = Cycle time (menit)
Efisiensi
Kerja
Beberapa pengertian yang dapat
menunjukkan keadaan alat mekanis dan efektifitas penggunaannya untuk menentukan
efisiensi kerja alat tersebut antara lain:
1.
Mechanichal Availability ( MA )
Adalah merupakan cara untuk mengetahui indeks
kemampuan yang sesungguhnya dari suatu alat yang digunakan. Persamaannya adalah
sebagai berikut :
MA =
x
100 %
......................................... ( 3 - 4 )
2.
Physical Availability ( PA )
Adalah merupakan berapa persen kemampuan
operasional yang sesungguhnya ( secara fisik ) dari yang digunakan jika tidak
terjadi hambatan – hambatan lain di luar alat tersebut. Persamaan PA dilihat
sebagai berikut
PA = x 100 %
.................................
( 3 - 5 )
3.
Use of Availability ( UA )
Menunjukkan persentase penggunaan alat untuk
beroperasi pada saat dapat digunakan, dimana jumlah jam produktif dan jumlah
jam siap beroperasi dipandang sebagai jam kerja yang seharusnya dapat
digunakan.
UA = x 100 %
..................................... ( 3 - 6 )
4.
Effektif Utilization ( EU )
Adalah dimaksudkan untuk mengetahui
sampai berapa alat tersebut dapat beroperasi terhadap jumlah waktu yang
tersedia. Persamaan rumusnya adalah sebagai berikut :
EU = x 100 %
........................................... ( 3 - 7 )
Dimana :
W =
Waktu kerja yang terpakai dimana jumlah jam yang dibebankan kepada operator pada suatu alat dalam kondisi dapat
diopersikan, umumnya disebut jam produktif.
R = Waktu
reparasi/perbaikan
S = Waktu siap kerja ( stand by ), dimana
jumlah jam siap beroperasi, yang dijadwalkan untuk mengadakan operasi
T = Waktu kerja yang tersedia, total jam kerja
3.5 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Alat Mekanis
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pekerjaan dari alat-alat mekanis baik secara langsung maupun
tidak langsung adalah sebagai berikut :
a.
Sifat fisik material
Kemampuan
alat-alat mekanis untuk bekerja, baik itu alat angkut maupun alat muat sangat
dipengaruhi oleh sifat fisik material seperti faktor pengembangan ( Swell
Factor ). Faktor pengembangan dari suatu material merupakan penambahan volume
material dari keadaan semula yang terkonsolidasi dengan baik sebagai akibat
adanya pembongkaran atau penggalian, pendekatan
yang biasa digunakan untuk menghitung faktor pengembangan suatu material
(faktor pengisian) adalah sebagai berikut :
SF =
x 100
% …………………….......……… ( 3 – 8 )
b.
Faktor pengisian ( fill factor )
Faktor
pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas nyata suatu alat dengan
kapasitas teoritis alat tersebut. Besarnya faktor pengisian suatu alat muat
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : ukuran butir material, kondisi material dan
jumlah stock material yang sedang
dikerjakan (angle of refuse), keterampilan dan pengalaman operator.
Jika dilakukan perhitungan langsung di lapangan, maka
faktor pengisian alat muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
..................................................................………..(3.9)
Dimana :
Ff =
Faktor pengisian
Vn =
Kapasitas nyata alat muat, m3
Vb =
Kapasitas baku alat muat, m3
(Anjar, 2003: 11)
Selain itu penentuan faktor pengisian ( fill factor ) dari bucket alat muat, dapat menggunakan metode Caterpillar yaitu dengan cara pengamatan dan perbandingan langsung
pada saat pemuatan, dimana terlihat adanya variasi pengisian pada bucket. Faktor pengisian merupakan
faktor yang berpengaruh pada pengisian bucket,
karena di dalam pengisian biasanya tidak selamanya penuh. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat persen pengisian bucket pada
gambar dibawah ini :
c.
Keadaan jalan angkut
Keadaan jalan
yang dimaksud meliputi kekerasan dan kehalusan permukaan jalan yang bagus dan
terpelihara dengan baik, untuk mewujudkan kondisi jalan
seperti itu perlu dirancang sebuah jalan angkut tambang yang terpelihara dengan
baik harus memenuhi dua syarat, yaitu:
- Secara keseluruhan harus mampu menahan beban dari kendaraan beserta
muatanya. Apabila syarat ini tidak terpenuhi, maka kondisi jalan tersebut
akan mengalami penurunan dan penggeseran baik pada bagian perkerasan jalan
maupun pada tanah dasarnya (sub
grade), sehingga akan mengakibatkan jalan menjadi bergelombang, berlubang bahkan berakibat rusak berat.
- Permukaan jalan harus mampu menahan gesekan roda kendaraan, air limpasan (run
off) maupun air hujan. Apabila syarat kedua ini tidak terpenuhi, maka
permukaan jalan (road surface)
akan mengalami kerusakan yang diawali dengan lubang-lubang kecil, makin
lama semakin membesar dan akhirnya rusak berat.
Kegagalan awal dalam
merancang suatu permukaan jalan angkut tambang, akan berakibat meningkatnya
biaya pemeliharaan jalan dan peralatan kendaraan serta akan mengakibatkan
sulitnya kendaraan untuk menyesuaikan dengan kecepatannya, sehingga pada
akhirnya akan menghambat produksi.
Selain itu yang perlu
diperhatikan dalam merancang suatu
permukaan jalan angkut tambang adalah lebar jalur angkut tambang, dimana
semakin lebar jalan angkut, akan semakin aman dan lalu lintas pengangkutan akan
semakin lancar.
d.
Perawatan alat mekanis.
Peralatan
mekanis harus selalu dijaga dan dirawat agar selalu dalam kondisi yang baik dan
dapat bekerja dengan maksimal. Perawatan tersebut meliputi pemeriksaan mesin,
roda, pelumasan yang dilakukan secara rutin sebelum dan setelah alat-alat
mekanis tersebut dioperasikan.
e.
Effisiensi kerja
Waktu
produktif yang digunakan kadang - kadang di bawah kondisi ideal dari waktu yang
tersedia, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor penghambat dan
tidak dapat dihindari yang akan mempengaruhi efisiensi kerja alat muat dan alat
angkut, seperti kondisi lapangan kerja, persiapan kerja alat, pindah posisi
kerja, pengisian bahan bakar, service harian,
keterlambatan kerja dan lain-lain.
Sedangkan
efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan waktu kerja
yang tersedia. Dari pengamatan di lapangan pekerja atau mesin tidak mungkin
selamanya bekerja 60 menit dalam satu jam, hal ini disebabkan oleh faktor -
faktor penghambat kerja seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, sehingga efisiensi kerja jarang dapat mencapai lebih dari 85 %.
Untuk mengetahui besarnya efisiensi kerja operator dan
ketersediaan fisik alat untuk beroperasi dapat dihitung dengan rumus :
Eff
= ………………………( 3 – 10 )
Dimana
:
Eff =
Efisiensi kerja (%)
W = Waktu kerja produktif (jam)
T = Waktu tersedia (jam)
f.
Keadaan cuaca.
Sebagai
negara yang beriklim tropis, Indonesia hanya mengenal dua musim, yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Pengaruh iklim dan cuaca terhadap aktivitas
penambangan sangat besar.
Bila musim
kemarau maka pada muka penambangan dan jalan angkut akan berdebu sehingga akan
menghalangi pandangan operator Dump Truck
terhadap keadaan jalan di depannya dan dapat mengurangi kecepatan pengangkutan
material, sedangkan pada musim hujan muka penambangan dan jalan angkut akan
berlumpur dan menjadi lengket, sehingga Dump Truck tidak dapat bekerja dengan
baik. Untuk mengatasi kondisi jalan yang buruk pada musim hujan maka perlu dibuatkan suatu sistem penirisan tambang (drainage system) yang baik.
daftar pustaka nya ga ada ya ?
ReplyDelete“As a military family, we are very thankful for Mr Lee professional service. he was attentive, knowledgeable and took his time to walk us through the loan process. We were informed in a timely manner of any pertinent details we needed to take into account. He was very approachable, understanding and trustworthy. We can’t thank him enough for his excellent service. We highly recommend his and feel blessed to have had his loan assistance to enable us have our home purchase. Military and non military families, Mr Lee you would want to work with for your home purchase & any kind of loan asistance!”
ReplyDeleteMr Lee Loan Officer Contact Details:WhatsApp : + 1-989-394-3740E-Mail: lfdsloans@outlook.com
I'm here to share my testimony of what a good trusted loan company did for me. My name is Nikita Tanya, from Russian and I’m a lovely mother of 3 kids I lost my funds on trying to get a loan it was so hard for me and my children, I went online to seek for a loan assistance all hope was lost until one fateful day when I met this friend of mine who recently secured a loan from a very honest man Mr, Benjamin. She introduced me to this honest loan officer Mr, Benjamin who helped me get a loan within 5 working days, I will forever be grateful to Mr Benjamin, for helping me get back on my feet again. You can contact Mr Benjamin via email: 247officedept@gmail.com they do not know I’m doing this for them, but i just have to do it because a lot of people are out there who are in need of a loan assistance please come to this honest man and you can be save as well .WhatsApp:(+1 989-394-3740)
ReplyDelete